5 Inspirasi Ekstensi Rumah Beserta Biaya dan Desain

Dyah Mahasasi Dyah Mahasasi
APPARTEMENT LYON 6ÉME, CAP-D CAP-D Modern style bedroom
Loading admin actions …

Ketika anggota keluarga bertambah atau ketika anak-anak sudah menginjak dewasa dan butuh privasi, memperluas rumah mau tak mau harus dilakukan. Dengan cara ini akan tercipta ruang hidup yang lebih luas dan ruangan lebih sesuai kebutuhan masing-masing penghuni rumah. Namun sering kali para pemilik rumah bertanya-tanya, seperti apa sih ekstensi rumah yang tidak boros biaya? Bagaimana agar upaya ekstensi rumah tidak merusak karakter dan gaya rumah yang sudah terbentuk? Tentunya nasihat profesional dibutuhkan agar upaya memperluas rumah tidak salah arah. Bersama profesional pilihan, pemilik rumah bisa membicarakan beberapa contoh desain ekstensi rumah berikut ini beserta rincian biayanya. 

1. Ekstensi rumah dua lantai

Ekstensi rumah dengan cara membangun lantai tambahan di atas rumah adalah salah satu cara yang paling populer. Ini biasanya dilakukan bila memperluas rumah ke samping atau ke depan/ belakang tidak memungkinkan karena keterbatasan lahan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan membuat area tambahan menjadi dua lantai atau lebih. 

1. Bujet 
Agar dapat menentukan besarnya biaya ekstensi rumah, perlu diputuskan sistem pekerjaan apa yang akan digunakan. Ada dua sistem yang bisa dipilih, yaitu sistem per meter persegi dan sistem per jenis pekerjaan. Menghitung biaya renovasi per meter persegi lebih mudah, karena cukup mengalikan luas area yang hendak dibangun dengan tarif per meter persegi yang ditetapkan kontraktor. Bila tarif sudah termasuk biaya material dan upah tenaga kerja, maka diperkirakan biaya akan mencapai Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per meter persegi. Misalnya dimensi area yang akan dibangun adalah 4 x 10 meter, maka perkiraan biayanya adalah 4 x 10 x Rp 3 juta = Rp 120 juta. 

Sedangkan sistem per jenis pekerjaan lebih rumit, karena harus diketahui harga satuan per jenis pekerjaan dan volume area yang akan dibangun. Meski demikian, sistem ini memiliki kelebihan dalam hal keakuratan. Berdasarkan dimensi area yang sama (4 x 10 meter), maka perkiraan biaya per jenis pekerjaan (plus biaya material) adalah : 

1. Pekerjaan bongkar rumah: 1ls x Rp 20 juta = Rp 20 juta;
2. Pekerjaan pemasangan struktur balok: 3 meter kubik x Rp 3 juta = Rp 9 juta;
3. Pekerjaan pemasangan struktur lantai: 4 meter kubik x Rp 3 juta = Rp 12 juta; 
4. Pekerjaan pemasangan struktur kolom: 0,5 meter kubik x Rp 3 juta = Rp 1,5 juta;
5. Pekerjaan pemasangan struktur ring balok: 3 meter kubik x Rp 3 juta = Rp 9 juta;
6. Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan: 50 meter persegi x Rp 120 ribu = Rp 6 juta;
7. Pekerjaan pemasangan atap multi roof: 50 meter persegi x Rp 50 ribu = Rp 2,5 juta; 
8. Pekerjaan pemasangan pintu dan jendela: Rp 15 juta; 
9. Pekerjaan pemasangan lantai keramik: 40 meter persegi x Rp 50 ribu = Rp 2 juta;
10. Pekerjaan pemasangan plafon: 40 meter persegi x Rp 100 ribu = Rp 4 juta;
11. Pekerjaan pembuatan plesteran: 50 meter persegi x Rp 35 ribu = Rp 1 juta 750 ribu; 
12. Pekerjaan pembuatan acian: 50 meter persegi x Rp 25 ribu = Rp 1 juta 250 ribu; 
13. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik: Rp 2 juta; 
14. Pekerjaan pemasangan pipa: Rp 1 juta; 
15. Lain-lain: Rp 10 juta; 
Total biaya: Rp 97 juta.  

2. Desain 
Desain rumah kembali pada selera dan kebutuhan masing-masing pemilik rumah. Tentunya desain yang terbaik adalah yang sesuai dengan kondisi finansial. Beberapa contoh desain rumah dua lantai bisa dilihat di sini

3. Waktu 
Selain desain dan RAB (rencana anggaran biaya), lamanya waktu yang diperlukan untuk ekstensi rumah perlu dibicarakan dengan kontraktor. Mengingat ekstensi rumah menjadi dua lantai atau lebih adalah pekerjaan renovasi besar-besaran, sangat tidak memungkinkan para penghuni rumah tinggal di dalamnya selama proses renovasi berlangsung. Para penghuni rumah harus pindah ke rumah kontrakan untuk sementara waktu. Bila renovasi tidak selesai tepat pada waktunya, biaya yang harus dikeluarkan akan bertambah untuk membayar ongkos sewa rumah.  

2. Ekstensi rumah dengan membangun konservatori

Konservatori memang istilah yang tidak umum di dunia arsitektur Indonesia. Padahal ruangan ini sudah sejak lama diperkenalkan oleh para pendatang di masa kolonial puluhan tahun silam. Sampai saat ini pun kita masih bisa melihatnya di rumah-rumah lama yang dibangun di masa itu. Secara umum, bentuk ruangan ini mirip seperti teras tertutup yang dikeliling jendela-jendela kaca. Di rumah-rumah peninggalan kolonial, biasanya konservatori menjorok ke halaman, sesuai dengan fungsinya sebagai ruangan khusus untuk menikmati suasana taman di segala cuaca. Membangun konservatori bisa jadi solusi ekstensi rumah tanpa meruntuhkan apapun, dan penghuni rumah tak perlu pindah sementara ke tempat lain sementara konservatori dibangun. Bila sudah jadi, konservatori bisa dimanfaatkan sebagai ruang tamu yang menyegarkan karena ada banyak tanaman di sekitar area duduk. Sedangkan ruang tamu lama bisa difungsikan untuk ruangan lain, misalnya kamar tidur. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum membangun konservatori: 

1. Kondisi sekitar
Sebelum memperluas rumah dengan konservatori, pastikan:  
- Luas/ dimensi konservatori tidak boleh lebih dari 50% luas rumah;
- Tidak ada balkon di atasnya;
- Tinggi atap konservatori tidak melebihi bagian tertinggi atap rumah;
- Tinggi dinding konservatori tidak lebih dari 4 meter;
- Tidak menutup lebih dari separuh halaman yang tersedia;
- Bila konservatori dibangun di belakang rumah, jarak dinding konservatori dan dinding belakang rumah tidak boleh lebih dari 3 meter. 

2. Biaya membangun konservatori
Mengingat pekerjaan pembuatan konservatori tidak serumit ekstensi rumah menjadi dua lantai, maka perhitungan biaya yang direkomendasikan adalah biaya pembangunan per meter persegi yang sudah mencakup upah pekerja dan biaya material. Bila diperkirakan ukuran lebar lahan konservatori adalah 3 x 5 meter dan biaya pembangunan per meter persegi Rp 2,5 juta, maka biaya total pembuatan konservatori adalah: 3 x 5 x Rp 2,5 juta = Rp 37,5 juta. 

Contoh gambar adalah konservatori gaya tropis yang memanfaatkan sisa halaman di belakang rumah. Di sini atap kaca dan jendela kaca diganti dengan atap pergola dari kayu dan jendela kisi-kisi kayu, disesuaikan dengan iklim tropis. Udara yang mengalir dari kisi-kisi kayu akan membuat udara di dalam ruangan ini terasa lebih sejuk. 

3. Mezzanine sebagai ekstensi rumah

Bagi beberapa orang, ekstensi rumah sudah jadi kebutuhan. Akan tetapi meruntuhkan atap rumah terlebih dahulu akan makan banyak biaya dan pastinya banyak debu dan limbah bekas bangunan di mana-mana. Membuat mezzanine adalah  salah satu cara ekstensi rumah yang juga praktis, karena cara ini memanfaatkan ruang di bawah atap yang biasanya berbentuk atap pelana atau atap sandar. Selain itu, ekstensi rumah dengan membuat mezzanine kuncinya hanya struktur lantai yang ringan. Inilah beberapa hal yang wajib dipertimbangkan sebelum membuat mezzanine: 

1. Fungsi dan kebutuhan 
Sebelum dibangun, perlu dipikirkan dulu fungsi mezzanine bila sudah jadi. Apakah untuk kamar tidur, ruang kerja, ruang keluarga, atau kamar tidur anak. Setelah fungsi bakal ekstensi rumah sudah matang, pemilik rumah bisa menentukan konstruksi dan material apa yang sebaiknya digunakan. Fungsionalitas mezzanine juga akan membantu menentukan dimensinya. Bila berencana meletakkan beberapa unit furnitur di sini, area yang dibutuhkan sebagai ruang gerak di mezzanine akan berkurang. 

2. Perhatikan konstruksi dinding rumah
Konstruksi dinding rumah perlu diperiksa secara teliti karena akan menjadi tumpuan struktur lantai mezzanine. Konstruksi dinding sebaiknya rapi, lengkap dengan sloof, ring balok, dan tiang. Bahan dinding juga perlu diperiksa, apakah terbuat dari batu bata, beton aerasi, atau batako. Bila diketahui konstruksi dinding kurang memadai, perlu ditambahkan kolom tambahan dengan cara suntik kolom atau injeksi kolom. Kolom tambahan ini nantinya akan menjadi penyangga balok, plat lantai, dan beban furnitur. 

3. Memilih jenis plat lantai (floor plate) 
Plat lantai adalah elemen utama pada mezzanine. Ada beberapa jenis plat lantai berdasarkan materialnya, yaitu kayu, lembaran baja gelombang, beton komposit, dan besi hollow. Sebaiknya plat lantai yang dipilih sesuai untuk segala jenis konstruksi dinding, tahan lama, dan tidak menyulitkan proses pemasangan. 

4. Ventilasi dan lubang cahaya 
Mezzanine perlu terpapar cukup udara dan cahaya agar tidak lembab. Bila ruangan ini lembab maka akan berdampak buruk bagi kesehatan siapa saja yang menghuninya. Bila bujet terbatas, bisa gunakan bahan kayu bekas untuk membuat kusen jendela. Ketiadaan jendela bisa diatasi dengan membuat lubang kecil dekat atap rumah. Mezzanine pada gambar ini tidak dilengkapi jendela mengingat posisi mezzanine berhadapan dengan deretan pintu kaca di lantai bawah, di mana udara dan cahaya menyebar ke seluruh bagian rumah. 

5. Bujet 
Membangun mezzanine efisien dalam hal waktu dan biaya ekstensi rumah, karena dimensi mezzanine biasanya kecil. Bujet bisa disiapkan berdasarkan luas area yang akan diubah jadi mezzanine. Di sini kami menggunakan patokan harga proyek per meter persegi, yaitu Rp 2,5 juta per meter persegi. Misalnya ukuran area itu adalah 4 x 3 meter, maka biaya yang harus disiapkan adalah: 3 x 4 x Rp 2,5 juta = Rp 30 juta. 

4. Renovasi balkon

Mereka yang tinggal di apartemen atau area pemukiman yang sangat padat dan tidak menyisakan lahan kosong sedikit pun berhak punya ruang dengan privasi tinggi untuk menikmati suasana di luar. Cara berikut ini juga sangat praktis karena tidak perlu membuat konstruksi tambahan apapun. Ekstensi rumah cukup dengan memanfaatkan ruangan yang sudah ada, yaitu balkon. Bila biasanya balkon hanya terdiri dari sebuah teras yang dikelilingi pagar pengaman, area ini akan kurang memadai untuk bersantai bila cuaca sedang tidak memungkinkan. Dengan menambahkan jendela geser kaca seperti contoh, balkon berubah menjadi semacam konservatori di lantai atas. Selain untuk bersantai, area ini juga bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam dalam pot. 

Hal yang perlu diperhatikan pada ekstensi rumah dengan cara ini adalah bentuk jendela dan pemilihan material kusen/ bingkai jendela. Mengingat keterbatasan ruang dan faktor keamanan, model jendela yang ideal adalah jendela kaca geser. Sedangkan jenis kusen jendela geser yang paling aman digunakan adalah kusen jendela aluminium dan kusen jendela UPVC. Saat ini kusen jendela aluminium berikut kacanya ditawarkan dengan sekitar Rp 575 ribu per unit. Sedangkan harga bingkai jendela geser UPVC adalah Rp 220 ribu per meter (belum termasuk kaca). Untuk menghemat waktu dan tenaga, pemilik rumah sebaiknya mencari penjual material bingkai jendela geser yang juga menyediakan jasa pemasangan jendela. 

5. Open space sebagai ekstensi rumah hemat biaya

Inilah cara ekstensi rumah yang paling mudah dan murah, karena yang perlu dilakukan adalah membongkar dinding-dinding pemisah ruangan di dalam rumah. Cara ini bisa dilakukan jika pemilik rumah ingin menerapkan konsep interior open plan, di mana satu ruangan memiliki beberapa fungsi sekaligus. Pemilik rumah juga bisa meruntuhkan semua dinding pembatas ruangan dan membuat ruangan-ruangan baru dengan bantuan partisi gypsum. Biayanya juga sangat terjangkau, karena biaya pembongkaran dinding saat ini mencapai Rp 35 ribu sampai Rp 55 ribu per meter persegi (berdasarkan jenis dindingnya). Lebih baik lagi bila kontraktor juga menyediakan jasa pembuangan bekas bongkaran, yang saat ini berkisar antara Rp 45 ribu per meter kubik. 

Ekstensi rumah dengan membangun lantai tambahan, konservatori, maupun mezzanine adalah proses yang rumit. Pemilik rumah memerlukan bantuan profesional untuk membuat desain dan merancang RAB (rencana anggaran biaya). Sedangkan ekstensi rumah dengan cara merenovasi balkon dan membongkar dinding pemisah ruangan relatif lebih sederhana. Bisa dilakukan dengan menyewa jasa kontraktor saja. 

Need help with your home project?
Get in touch!

Highlights from our magazine